Pengertian Prosa dan Jenis Prosa | Apa itu prosa? Istilah prosa dalam pengertian
kesustraan disebut fiksi. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita
rekaan. Pengertian prosa adalah bentuk karya sastra yang disusun dalam
bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat oleh rima dan irama. Unsur
intrinsik prosa adalah tema, plot, amanat, latar, penokohan, sudut pandang,
nada dan suasana, serta gaya bahasa. Sedangkan, unsur ekstrinsik prosa adalah
nilai-nilai yang diyakini pengarangnya yang turut mempengaruhi terciptanya
suatu prosa. Menurut bentuknya jenis prosa terdiri dari novel, cerpen,
dan dongeng. Jika dilihat dari zamannya, jenis-jenis prosa terdiri dari:
- Prosa lama: prosa lama umumnya tidak diketahui nama pengarangnya. Prosa lama merupakan warisan leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi. Prosa lama berisi petuah atau nasehat dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke dalam jenis prosa lama antara lain: Dongeng, cerita rakyat, kisah, riwayat, dan hikayat.
- Prosa baru: prosa baru adalah prosa yang diciptakan pada masa sekarang. Umumnya prosa baru diketahui secara pasti nama penulis aslinya. Yang termasuk ke dalam jenis prosa baru antara lain: novel, roman, biografi, dan cerpen.
- Unsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen atau prosa fiksi yaitu : a. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian unsur interinsik antara lain, : 1. Tema Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita. 2. Amanat : Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan. 3. Alur atau plot : Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. 2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. 3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan campuran keduanya. sifat plot ada kalanya: 1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan. 2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. 3. Campuran keduanya. 4. Penokohan : Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek. Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: 1. Tindakan, ucapan dan pikirannya 2. Tempat tokoh tersebut berada 3. Benda-benda di sekitar tokoh 4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya 5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 5. Latar atau setting : yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. 6. Sudut Pandang Pengarang : Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudut pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita. Ada 4 macam sudut pandang dalam bercerita : 1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa : Pengarang seolah–olah maha tau, pengarang ini menggambarkan semua tingkah laku para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh. 2. Sudut pandang dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya aku dalam bercerita, sipengarang disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku. 3. Sudut pandang dari Orang ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalam bercerita, sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan jiwa dia tapi tidak dapat melukiskan yang lain. 4. Sudut pandang Objektif : Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. 7. Diksi,Pilihan Kata, Gaya Bahasa : Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan memandang persoalan. Gaya Bahasa ada 2: 1. Gaya pengarang dalam bercerita Gaya pengarang dalam bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan tadi. 2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita. Gaya bahasa pengarang dalam bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek yang dikehendaki. Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin umum istilah yang dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan. Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan gambaran ceritanya. Makna- makna khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas.
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_wUnsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen atau prosa fiksi yaitu : a. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian unsur interinsik antara lain, : 1. Tema Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita. 2. Amanat : Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan. 3. Alur atau plot : Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. 2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. 3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan campuran keduanya. sifat plot ada kalanya: 1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan. 2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. 3. Campuran keduanya. 4. Penokohan : Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek. Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: 1. Tindakan, ucapan dan pikirannya 2. Tempat tokoh tersebut berada 3. Benda-benda di sekitar tokoh 4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya 5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 5. Latar atau setting : yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. 6. Sudut Pandang Pengarang : Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudut pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita. Ada 4 macam sudut pandang dalam bercerita : 1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa : Pengarang seolah–olah maha tau, pengarang ini menggambarkan semua tingkah laku para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh. 2. Sudut pandang dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya aku dalam bercerita, sipengarang disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku. 3. Sudut pandang dari Orang ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalam bercerita, sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan jiwa dia tapi tidak dapat melukiskan yang lain. 4. Sudut pandang Objektif : Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. 7. Diksi,Pilihan Kata, Gaya Bahasa : Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan memandang persoalan. Gaya Bahasa ada 2: 1. Gaya pengarang dalam bercerita Gaya pengarang dalam bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan tadi. 2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita. Gaya bahasa pengarang dalam bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek yang dikehendaki. Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin umum istilah yang dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan. Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan gambaran ceritanya. Makna- makna khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas. Diposkan oleh Rizza Aria Ferdian,S.Pd. di 08.18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest 3 komentar: yozie alexa17 November 2012 08.48 Masa sc cuma ini. .... kurg lngkp nc Balas Balasan Rizza Aria Ferdian,S.Pd.26 November 2012 17.06 terima kasih atas saran anda materi dia atas merupakan materi presentasi, cakupan materi prosa fiksi memang sangat luas Balas Agung Setiawan26 November 2014 18.51 lumayan bagus penjelasannya, tapi sedikit kurang detail. Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) SMS GRATIS Install This Like Rizza-af-guruindo.blogspot.com My Produk Room Industri Slideshow: Rizza’s trip from Bandung, Java, Indonesia to Tasikmalaya was created by TripAdvisor. See another Tasikmalaya slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos. Identitas Foto Saya Rizza Aria Ferdian,S.Pd. Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia Lihat profil lengkapku No Rek BRI : 133 601000 347509 A/N : Rizza Aria Ferdian 100 Blog Indonesia Terbaik Selamat Datang Terimakasih telah berkunjung... Blog ini dibuat guna memberikan secercah cahaya bagi semua kalangan untuk meningkatkan kompetensi dipelbagai bidang, khususnya pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia, semoga bermanfaat Amin... Pasukan khusus Dokumen Blog ► 2009 (14) ▼ 2010 (23) ▼ Juli (23) TANDA BACA UNSUR-UNSUR SURAT RESMI DAN TEKNIK PENULISAN ALAMA... JENIS-JENIS KARANGAN BERDSARKAN POLA PENGEMBANGANN... MAJAS DAN GAYA BAHASA MEMAHAMI KARYA ILMIAH SEDERHANA PEMAKAIAN MAKNA KATA IDIOM, PERIBAHASA, DAN ISTILAH IDIOM, PERIBAHASA, DAN ISTILAH UKURAN PENGETIKAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA YANG BENAR Memahami dan Membuat Rancangan Kerja (PROPOSAL) Perkembangan Psikologi Remaja Unsur-unsur Prosa Fiksi TIPS MENENTUKAN JURUSAN PENDIDIKAN DI SMK /SMA KINERJA GURU Tips Memilih Sekolah MENCIPTAKAN PENDIDIKAN EFEKTIF MEMILIH SEKOLAH PERLU KEARIFAN BILA GAGAL TIDAK PERLU FRUSTASI Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Remaja STUDY ANALISIS DI BALIK PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REM... TIPS BERGAUL SECARA SEHAT Tips Meningkatkan Motivasi Balajar Anak ► 2011 (52) ► 2012 (40) ► 2013 (17) ► 2014 (40) Label ARTIKEL (1) ARTIKEL PENDIDIKAN (12) BISNIS (2) BP/BK (6) hal kecil tapi penting (12) INFORMASI UMUM (8) MATERI AJAR (71) POJOK PRAKERIN (4) Soal Ujian (1) Tugas Struktural sekolah (1) DOWNLOAD UMUM Sistematika penyusunan Laporan PRAKERIN 2012 SKL UN / KISI-KISI UN 2012 CONTOH LAPORAN PRAKERIN 1 CONTOH LAPORAN PRAKERIN 2 PEDOMAN PEYUSUNAN LAPORAN PRAKERIN contoh latar belakang prakerin SOAL LAT UN Bahasa Indonesia paket 3 SOAL LAT UN bahasa Indonesia Paket 2 SOAL LAT UN 2011 PAKET 1 BISNIS PULSA MATERI PERIBAHASA Aplikasi/Software peribahasa indonesia Materi kalimat baku tidak baku,jenis paragraf,perubahan makna,Tanda baca,sastra,majas KISI-KISI US 2011 BAHASA INDONESIA KELAS XII SMK Format Laporan PRAKERIN 2011 contoh LJK UN Untuk SMK.rar.html Ringkasan Materi UN 2011 bahasa Indonesia METODOLOGI PEMBELAJARAN SKL UN bahasa Indonesia SMK 2011 DOWNLOAD Materi Pelajaran soal prediksi Un smk tahun 2012 Paket 2 soal prediksi UN bahasa Indonesia 2012 SMK SOAL UJIKOM 2011/2012 MODUL BAHASA INDONESIA SMK KELAS XII A MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII A MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI B MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI A MODUL BAHASA INDONESIA SMK X B MODUL BAHASA INDONESIA SMK X A MODUL BAHASA INDONESIA SMK KELAS X adiministrasi guru Bahasa Indonesia lengkap soal-soal bahasa Indonesia XII Ringkasan materi, perubahan Makna,Paragraf dsb widget rizza-af-guruindo.blogspot.com-Google pagerank and Worth My FaceBook Rizza Aria Ferdian Buat Lencana Anda Rizza Aria F Bab II | Buat Lencana Anda Translator Cari Blog Ini
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_winUnsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur Prosa Fiksi Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen atau prosa fiksi yaitu : a. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian unsur interinsik antara lain, : 1. Tema Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita. 2. Amanat : Yaitu pesan atau amanat yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan. 3. Alur atau plot : Yaitu rangkaian peristiwa yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Adapun jenis plot bisa disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Plot keras, jika akhir cerita meledak keras di luar dugaan pembaca. 2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. 3. Plot lembut-meledak, atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Adapun jika kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan campuran keduanya. sifat plot ada kalanya: 1. Terbuka. Jika akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan. 2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cerita. 3. Campuran keduanya. 4. Penokohan : Yaitu penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut. Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita, bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek. Pada dasarnya sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak, karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara, diantaranya melalui: 1. Tindakan, ucapan dan pikirannya 2. Tempat tokoh tersebut berada 3. Benda-benda di sekitar tokoh 4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya 5. Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 5. Latar atau setting : yaitu segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang gempal, padat, dan berkualitas. 6. Sudut Pandang Pengarang : Diantara elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudut pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita. Ada 4 macam sudut pandang dalam bercerita : 1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa : Pengarang seolah–olah maha tau, pengarang ini menggambarkan semua tingkah laku para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh. 2. Sudut pandang dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya aku dalam bercerita, sipengarang disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku. 3. Sudut pandang dari Orang ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalam bercerita, sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan jiwa dia tapi tidak dapat melukiskan yang lain. 4. Sudut pandang Objektif : Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. 7. Diksi,Pilihan Kata, Gaya Bahasa : Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan memandang persoalan. Gaya Bahasa ada 2: 1. Gaya pengarang dalam bercerita Gaya pengarang dalam bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan tadi. 2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita. Gaya bahasa pengarang dalam bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek yang dikehendaki. Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin umum istilah yang dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan. Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan gambaran ceritanya. Makna- makna khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas. Diposkan oleh Rizza Aria Ferdian,S.Pd. di 08.18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest 3 komentar: yozie alexa17 November 2012 08.48 Masa sc cuma ini. .... kurg lngkp nc Balas Balasan Rizza Aria Ferdian,S.Pd.26 November 2012 17.06 terima kasih atas saran anda materi dia atas merupakan materi presentasi, cakupan materi prosa fiksi memang sangat luas Balas Agung Setiawan26 November 2014 18.51 lumayan bagus penjelasannya, tapi sedikit kurang detail. Balas Muat yang lain... Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) SMS GRATIS Install This Like Rizza-af-guruindo.blogspot.com My Produk Room Industri Slideshow: Rizza’s trip from Bandung, Java, Indonesia to Tasikmalaya was created by TripAdvisor. See another Tasikmalaya slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos. Identitas Foto Saya Rizza Aria Ferdian,S.Pd. Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia Lihat profil lengkapku No Rek BRI : 133 601000 347509 A/N : Rizza Aria Ferdian 100 Blog Indonesia Terbaik Selamat Datang Terimakasih telah berkunjung... Blog ini dibuat guna memberikan secercah cahaya bagi semua kalangan untuk meningkatkan kompetensi dipelbagai bidang, khususnya pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia, semoga bermanfaat Amin... Pasukan khusus Dokumen Blog ► 2009 (14) ▼ 2010 (23) ▼ Juli (23) TANDA BACA UNSUR-UNSUR SURAT RESMI DAN TEKNIK PENULISAN ALAMA... JENIS-JENIS KARANGAN BERDSARKAN POLA PENGEMBANGANN... MAJAS DAN GAYA BAHASA MEMAHAMI KARYA ILMIAH SEDERHANA PEMAKAIAN MAKNA KATA IDIOM, PERIBAHASA, DAN ISTILAH IDIOM, PERIBAHASA, DAN ISTILAH UKURAN PENGETIKAN KARYA ILMIAH TEKNIK PENULISAN DAFTAR PUSTAKA YANG BENAR Memahami dan Membuat Rancangan Kerja (PROPOSAL) Perkembangan Psikologi Remaja Unsur-unsur Prosa Fiksi TIPS MENENTUKAN JURUSAN PENDIDIKAN DI SMK /SMA KINERJA GURU Tips Memilih Sekolah MENCIPTAKAN PENDIDIKAN EFEKTIF MEMILIH SEKOLAH PERLU KEARIFAN BILA GAGAL TIDAK PERLU FRUSTASI Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Remaja STUDY ANALISIS DI BALIK PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REM... TIPS BERGAUL SECARA SEHAT Tips Meningkatkan Motivasi Balajar Anak ► 2011 (52) ► 2012 (40) ► 2013 (17) ► 2014 (40) Label ARTIKEL (1) ARTIKEL PENDIDIKAN (12) BISNIS (2) BP/BK (6) hal kecil tapi penting (12) INFORMASI UMUM (8) MATERI AJAR (71) POJOK PRAKERIN (4) Soal Ujian (1) Tugas Struktural sekolah (1) DOWNLOAD UMUM Sistematika penyusunan Laporan PRAKERIN 2012 SKL UN / KISI-KISI UN 2012 CONTOH LAPORAN PRAKERIN 1 CONTOH LAPORAN PRAKERIN 2 PEDOMAN PEYUSUNAN LAPORAN PRAKERIN contoh latar belakang prakerin SOAL LAT UN Bahasa Indonesia paket 3 SOAL LAT UN bahasa Indonesia Paket 2 SOAL LAT UN 2011 PAKET 1 BISNIS PULSA MATERI PERIBAHASA Aplikasi/Software peribahasa indonesia Materi kalimat baku tidak baku,jenis paragraf,perubahan makna,Tanda baca,sastra,majas KISI-KISI US 2011 BAHASA INDONESIA KELAS XII SMK Format Laporan PRAKERIN 2011 contoh LJK UN Untuk SMK.rar.html Ringkasan Materi UN 2011 bahasa Indonesia METODOLOGI PEMBELAJARAN SKL UN bahasa Indonesia SMK 2011 DOWNLOAD Materi Pelajaran soal prediksi Un smk tahun 2012 Paket 2 soal prediksi UN bahasa Indonesia 2012 SMK SOAL UJIKOM 2011/2012 MODUL BAHASA INDONESIA SMK KELAS XII A MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII A MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI B MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI A MODUL BAHASA INDONESIA SMK X B MODUL BAHASA INDONESIA SMK X A MODUL BAHASA INDONESIA SMK KELAS X adiministrasi guru Bahasa Indonesia lengkap soal-soal bahasa Indonesia XII Ringkasan materi, perubahan Makna,Paragraf dsb widget rizza-af-guruindo.blogspot.com-Google pagerank and Worth My FaceBook Rizza Aria Ferdian Buat Lencana Anda Rizza Aria F Bab II | Buat Lencana Anda Translator Cari Blog Ini
Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
Unsur-unsur Prosa
Fiksi Unsur-unsur Prosa Fiksi
Unsur-unsur yang terdapat pada cerpen atau prosa fiksi yaitu :
a. Unsur Intrinsik Unsur Intrinsik
adalah unsur yang mendukung dari dalam tubuh cerita tersebut. Bagian-bagian
unsur interinsik antara lain, :
1. Tema Yaitu gagasan inti. Dalam
sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah
mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah
sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak
untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.
2. Amanat : Yaitu pesan atau amanat
yang ingin di sampaikan pengarang dalam bentuk tulisan.
3. Alur atau plot : Yaitu rangkaian peristiwa
yang menggerakkan cerita untuk mencapai efek tertentu atau sambung sinambungnya
suatu cerita, dimana tidak hanya menjelaskan kenapa hal itu terjadi, tetapi
juga menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Adapun jenis plot bisa
disederhanakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Plot keras, jika akhir cerita
meledak keras di luar dugaan pembaca. 2. Plot lembut, jika akhir cerita berupa
bisikan, tidak mengejutkan pembaca, namun tetap disampaikan dengan mengesan
sehingga seperti terus tergiang di telinga pembaca. 3. Plot lembut-meledak,
atau plot meledak-lembut adalah campuran plot keras dan lembut. Adapun jika
kita melihat sifatnya, maka ada cerpen dengan plot terbuka, plot tertutup dan
campuran keduanya. sifat plot ada kalanya: 1. Terbuka. Jika akhir cerita
merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita, di samping masalah dasar persoalan.
2. Tertutup. Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan
cerita. 3. Campuran keduanya. 4. Penokohan : Yaitu penciptaan citra tokoh dalam
cerita. Tokoh harus tampak hidup dan nyata hingga pembaca merasakan
kehadirannya. Dalam cerpen modern, berhasil tidaknya sebuah cerpen ditentukan
oleh berhasil tidaknya menciptakan citra, watak dan karakter tokoh tersebut.
Penokohan, yang didalamnya ada perwatakkan sangat penting bagi sebuah cerita,
bisa dikatakan ia sebagai mata air kekuatan sebuah cerita pendek. Pada dasarnya
sifat tokoh ada dua macam; sifat lahir (rupa, bentuk) dan sifat batin (watak,
karakter). Dan sifat tokoh ini bisa diungkapkan dengan berbagai cara,
diantaranya melalui: 1. Tindakan, ucapan dan pikirannya 2. Tempat tokoh tersebut
berada 3. Benda-benda di sekitar tokoh 4. Kesan tokoh lain terhadap dirinya 5.
Deskripsi langsung secara naratif oleh pengarang 5. Latar atau setting : yaitu
segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana dalam suatu cerita. Pada
dasarnya, latar mutlak dibutuhkan untuk menggarap tema dan plot cerita, karena
latar harus bersatu dengan tema dan plot untuk menghasilkan cerita pendek yang
gempal, padat, dan berkualitas. 6. Sudut Pandang Pengarang : Diantara elemen
yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek adalah sudut
pandangan tokoh yang dibangun sang pengarang. Sudut pandangan tokoh ini
merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh
bercerita. Jadi sudut pangan ini sangat erat dengan teknik bercerita. Ada 4
macam sudut pandang dalam bercerita : 1. Sudut pandang dari Yang Maha Kuasa :
Pengarang seolah–olah maha tau, pengarang ini menggambarkan semua tingkah laku
para tokoh dan juga mengerti apa yang dikerjakan oleh tokoh. 2. Sudut pandang
dari Orang pertama : Pengarang menggunakan gaya aku dalam bercerita,
sipengarang disini tidak tidak mewakili dari pribadinya tetapi seluruh
ceritanya itu tergantung pada watak tokoh aku. 3. Sudut pandang dari Orang
ketiga atau peninjau : seorang pengarang menggunakan gaya dia dalam bercerita,
sudut pandang ini gabungan dari Yang Maha Kuasa dan Aku yang dapat melukiskan
jiwa dia tapi tidak dapat melukiskan yang lain. 4. Sudut pandang Objektif :
Pengarang bertindak seperti dalam sudut pandang Yang Maha Kuasa, tetapi
pengarang tidak sampai menuliskan bathin tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. 7.
Diksi,Pilihan Kata, Gaya Bahasa : Yaitu cara khas pengungkapan seseorang, hal
ini tercermin dalam pengarang memilih kata-kata, tema, dan memandang persoalan.
Gaya Bahasa ada 2: 1. Gaya pengarang dalam bercerita Gaya pengarang dalam
bercerita biasanya menggunakan sudut pandang yang sudah dijelaskan didepan
tadi. 2. Gaya Bahasa pengarang dalam bercerita. Gaya bahasa pengarang dalam
bercerita diperlukan karena untuk memperkuat daya lukis agar tercapai efek yang
dikehendaki. Biasanya pengarang menggunakan kata-kata khusus karena semakin
umum istilah yang dipakai, semakin kabur gambaran cerita yang kita sajikan.
Sebaliknya semakin khusussemakin hidup lukisan gambaran ceritanya. Makna- makna
khusus tersebut terdapat pada bahasa yang menggunakan majas.
No comments:
Post a Comment