MAKALAH
ILMU KEALAMAN DASAR

Oleh
: Kemas Omi Andrian
Nim
: E1C013013
JURUSAN:
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI/REGULER PAGI
PROGRAM
STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2014
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang
paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga
dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan
potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak,
khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem
bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut,
terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol,
dan ekosistem pasang surut. Seperti
halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakanmedia internal dan
eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya. Air merupakan zat yang
mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus jugamerupakan bagian
penyusun atau pembentuk tuibuh tumbuh-tumbuhan dan binatang bianatang
laut.
B. Ciri-Ciri
Ekosistem Air Laut
Dari pengertian tentang
ekosistem air laut yang telah dijelaskan
di atas, maka kita dapat
menyimpulkan bahwa ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Memiliki salinitas
(kadar garam) tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. NaCl
mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
4. Memiliki variasi
perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
5. Memiliki kadar mineral
yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut
bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di
laut beriklim dingin).
6. Ekosistem air laut
tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
C.
Pembagian Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut
dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1.
Lautan/laut
Dari sisi Bahasa
Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan
luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut
adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah
tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut sehingga
tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi bagaimanakah dengan
hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis jauh lebih
rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi
seperti itu adalah:
a)
hanyak minum
b)
air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
c)
sedikit mengeluarkan urine
d)
pengeluaran air terjadi secara osmosis
e)
garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang
Laut memiliki banyak
fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat
kita manfaatkan diantaranya yaitu :
a)
Tempat rekreasi dan hiburan.
b)
Tempat hidup sumber makanan kita.
c)
Pembangkit listrik
d)
Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
e)
Tempat barang tambang berada.
f)
Salah satu sumber air minum (desalinasi).
g)
Sebagai jalur transportasi air.
h)
Sebagai tempat cadangan air bumi.
i)
Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan.
Di permukaan bumi
terdapat berbagai macam jenis laut, jenis laut dapat dibedakan berdasarkan
proses terjadinya, letaknya dan kedalamannya.
a.
Berdasarkan proses terjadinya perairan laut dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Laut Ingresi, terjadi karena dasar laut mengalami penurunan. Kedalaman laut
ingresi pada umumnya lebih dari 200 meter. Contoh laut ingresi adalah Laut
Maluku dan Laut Sulawesi.
2.
Laut Transgresi, terjadi karena permukaan air laut bertambah tinggi. Laut
transgresi umumnya terdiri dari laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200
meter. Contoh laut transgresi adalah Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut
Arafura.
3.
Laut Regresi, terjadi karena laut mengalami penyempitan akibat adanya proses
sedimentasi lumpur yang dibawa oleh sungai.
b.
Berdasarkan letaknya, perairan laut terdiri dari :
1.
Laut Tepi, yaitu laut yang terdapat di tepi benua. Contohnya Laut Jepang, Laut
Cina Selatan dan Laut Arab.
2.
Laut Tengah, yaitu laut yang terletak di antara dua benua. Contohnya Laut
Tengah, laut-laut yang ada di wilayah Indonesia.
3. Laut Pedalaman, yaitu laut terletak di
tengah-tengah benua dan hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya
Laut Hitam dan Laut Baltik
c.
Berdasarkan kedalamannya, wilayah perairan laut terdiri dari empat zona, yaitu
:
1.
Zona Litoral, yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air laut.
Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan tergenang pada
saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya terdapat di daerah yang
pantainya landai.
2.
Zona Neritik, adalah daerah dasar laut yang mempunyai kedalaman rata-rata
kurang dari 200 meter. Contohnya wilayah perairan laut dangkal di Paparan Sunda
dan Paparan Sahul di wilayah perairan Indonesia. Seperti Laut Jawa, Selat Sunda
dan Laut Arafuru.
3.
Zona Batial, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman antara 200
meter – 1.800 meter.
4.
Zona Abisal, adalah wilayah perairan laut yang memiliki kedalaman lebih dari
1.800 meter. Contohnya Palung Laut Banda (7.440meter) dan Palung Laut Mindanao
(10.830 meter).
Di Indonesia memiliki
wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah
mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Adapun
wilayah perairan laut Indonesia antara lain :
1.
Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya mencapai 200 meter. Pada
wilayah ini suatu negara berhak untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang
terkandung di dalamnya. Penentuan landas kontinen didasarkan atas wilayah
perairan Indonesia dan dikuatkan oleh perjanjian dengan negara-negara yang
berbatasan dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Australia, Singapura
dan India.
2.
Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil dari garis dasar
lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang ditarik dari titik-titik terluar
suatu pulau pada saat air laut surut.
3.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang diukur
sejauh 200 mil (± 320 Km) dari garis dasar wilayah laut.
2.
Pantai
Ekosistem pantai
letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme
yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat
di substrat keras. Adapun pembagian daerah pantai terbagi atas 3, yaitu :
1. Daerah
paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni
oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi
kepiting dan burung pantai.
2. Daerah
tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni
oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
3. Daerah
pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut
dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut :
a. Formasi pes
caprae
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan
ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius
(rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah
darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan),
dan Scaeuola Fruescens (babakoan).
b. Formasi baringtonia
Daerah ini
didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia,
Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut
berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar
napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai
penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau
antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut
tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera,
Acgicras, dan Cylocarpus.
3.
Estuari
Estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai
memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari
sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari
juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.
Terumbu Karang
a.
Pengertian terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam
jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu
Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara
asal-usul, Morfologi dan Fisiologi. Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang
disebut Polip. Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang
mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas
dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi
banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna
beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3. Terumbu karang
merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada
struktur fisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk sedimen kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari
kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu.
Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan
didominasi oleh komunitas koral.
b.
Habitat
terumbu karang
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih
terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Beberapa tipe
terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan
zooxanhellae dan tidak membentuk karang.
Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat
sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).
Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang
melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching)
yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa pemutihan
tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C
di atas suhu normal.
c.
Kondisi optimum terumbu karang
Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik,
terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada
suhu hangat sekitar di atas 20oC. Terumbu karang juga memilih hidup
pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat
berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang.
Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan
kegiatan fotosintesis. Polip-polip penyusun terumbu karang yang terletak pada
bagian atas terumbu karang dapat menangkap makanan yang terbawa arus laut dan
juga melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, oksigen-oksigen hasil fotosintesis yang terlarut dalam air dapat
dimanfaatkan oleh spesies laut lainnya.[1] Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah
organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit
nutrien (oligotrofik).
d.
Manfaat
terumbu karang
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam,
baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu
karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat
tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan
oleh manusia adalah :
1. sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan,
seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), batu karang,
3. penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang
terkandung di dalamnya.
4.
Penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta
sebagai sumber keanekaragaman hayati.
e.
Klasifikasi
terumbu karang
1.
Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur
a. Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang
dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
b. Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium
microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan
melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan
senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang,
sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon
dioksida untuk
keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan
kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya
digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
c. Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu
perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan
pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai
ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup binatang karang
membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
d. Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok
yang tersebar luas diseluruh dunia.
2. Berdasarkan letaknya
a. Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing
reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di
pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang
di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa
mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju
laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang
mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah
secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau
Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
b.
Terumbu karang penghalang. Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier
reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh
dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut
lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang
membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan
kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.
Contoh
: Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan
Riau), Spermonde (Sulawesi
Selatan), Kepulauan
Banggai (Sulawesi
Tengah).
c.
Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk
cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra
Atlantik. Terumbu
karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan.
d.
Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut
juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas
sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau
datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan
kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan
Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
f.
Kerusakan terumbu karang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar
di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000
km2. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di
dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat
secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%.
Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi
oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya
sistem penanganannya.
Beberapa
aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang
:
2.
Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat
menyelam, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
3.
Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka
semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4.
Penggunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian
tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhinya
akan terbuang ke laut juga.
5.
Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.
7.
Penambangan
10. Polusi
11. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian
bom ikan
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang
paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga
dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan
potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak,
khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru.
Ekosistem air laut
dibedakan atas lautan/laut, pantai, estuari, dan terumbu karang. Laut adalah
merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Estuari (muara) merupakan
tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan
lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara
bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.
No comments:
Post a Comment